Sebagai Guru SD, saya merasakan betul bahwa memang sangat penting menggunakan media pengajaran atau media pembelajaran dalam pembelajaran di SD. Kenapa? Karena yang saya amati dan ketahui dari berbagai literatur bahwasanya pada umumnya anak usia SD (7-12 tahun) belum terlalu piawai berpikir abstrak. Mereka masih mencerna sesuatu yang bersifat kongkrit saja. Disinilah letak relevansi penggunaan media pengajaran di SD, yaitu untuk menjelaskan sesuatu yang menurut pandangan siswa masih abstrak menjadi kongkrit lewat penggunaan media pengajaran. Berikut ini saya sajikan tulisan saya tentang PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
Manusia adalah makhluk yang tidak pernah berhenti belajar. Menurut Syamsu yusuf dalam bukunya Psikologi Belajar Agama (Perspektif Pendididikan Agama Islam) (2003 : 9) mendefinisikan belajar sebagai “Proses perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman”. Atau dapat juga diartikan “Proses usaha individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dari keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya”.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi lingkungannya, yang antara lain terjadi atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran, dan berbagai sumber belajar dan fasilitas.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah ia menempuh berbagai pengalaman belajarnya. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang dapat menunjang tercapaiannya tujuan pengajaran. Metodologi pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan pengajaran sampai kepada siswa, sehingga siswa menguasai tujuan pengajaran.
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur tercapai – tidaknya tujuan pengajaran.
Dengan demikian, kedudukan media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang termasuk komponen metodologi pengajaran yang tidak dapat terpisahkan dari proses belajar – mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah.
Namun pada kenyataannya jarang seorang pengajar menggunakan media pengajaran dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa. Hal itu mungkin dikarenakan mereka kurang mengetahui kegunaan dan kelebihan dari media pengajaran itu sendiri. Selain dari pada itu, para guru merasa kesulitan dalam memilih media pengajaran yang tepat dan sesuai dengan bahan pelajaran yang akan disampaikan.
Dengan mengetahui beberapa masalah yang telah dikemukakan di atas maka dengan izin dan ridho Allah SWT penulis mengambil judul “PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR” sebagai judul karya ilmiah.
A. Pengertian Media Pengajaran
Kata “media” secara harfiah menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Santoso dan Hanif, 2001 : 249) mempunyai pengertian ”Sarana Komunikasi (seperti koran, majalah, televisi, radio, film, poster, dan sebagainya)”. Sementara itu, kata ”pengajaran” menurut Kamus Bahasa Indonesia Millenium (Martin dan Bhaskara, 2002 : 22) mempunyai pengertian ”Proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajar atau mengajarkan; perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar; peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya)”.
***
Menurut hemat saya, tulisan ini terlalu panjang untuk ditulis di blog, sehingga saya upload saja filenya (dalam bentuk .doc). Pembaca semuanya dapat mendownloadnya (di Mediafire) >>> KLIK DISINI
=============================================================