Pada hari Kamis (31/7/2014) saya menghadiri sebuah undangan halal
bihalal. Pada sesi tausiyah menghadirkan seseorang yang sukses
berkarier di biro iklan di Jakarta.
Kisah hidupnya inspiratif. Saya akan tulis disini sebagai pengingat bagi saya sendiri.
Ketika masih muda, Pa Anwar (bukan nama sebenarnya) sudah menjadi Creative Director di sebuah advertising agent ternama di Indonesia.
Anwar muda mendapat ujian berupa penyakit syaraf. Empat tahun menjalani
pengobatan di Jakarta namun tak kunjung mendatangkan kesembuhan. Suatu
waktu saat ia sedang mengikuti sebuah seminar di Singapura, ia kepikiran
"kenapa aku gak sekalian aja berobat ke Mount Elizabeth". Maka ia pun
mendatangi rumah sakit kerap dikunjungi para artis dan pejabat di
Indonesia itu.
Ternyata penyakit yang selama empat tahun diobati
tak kunjung sembuh, di RS Mount Elizabeth bisa sembuh hanya dalam waktu 2
hari bisa sembuh! Hari pertama pemeriksaan dan diagnosa, hari kedua
pengobatan.
Untuk urusan jodoh, ketika masih bujangan, Pa Anwar
selalu berdoa diberikan istri shaleha. Padahal beliau mengaku saat itu
masih belum terlalu faham agama, hanya ada sedikit bekal dari masa
kecilnya ketika sekolah di Madrasah Diniyyah.
Allah mengabulkan doanya. Ia diberi seorang istri shaliha, seorang wanita yang akhlaknya baik dan faqih agamanya.
Namun kebahagiaan tak berlangsung lama. Dua minggu setelah menikah, istrinya divonis jantungnya bolong dengan diameter 3 cm.
Berobat di rumah sakit jantung dalam negeri, dokter mendiagnosa bahwa penyakit istrinya itu tak bisa disembuhkan.
Akhirnya
ia bawa istrinya ke Singapura. Ternyata uang yang ia bawa hanya separuh
dari biaya operasi istrinya. Itupun setelah ia menggadaikan rumah dan
mobil. Biaya operasi istrinya itu senilai 20 Corolla baru waktu (tahun
1997).
Pada tahun 2000 mereka dikaruniai seorang putri. Namun
lahir dalam keadaan tidak mempunyai pusar alias perutnya bolong.
Walhasil, harus dioperasi 2 kali, pertama untuk menyelamatkan hidupnya,
yang kedua untuk merapikan hasil operasi yang pertama.
Ujian tak
cukup sampai disana. Pada tahun 2003, puteri mereka itu mengalami lumpuh
total, hanya matanya yang bisa bergerak. Lalu Pa Ndang membawa anaknya
itu ke Singapur dan harus menjalani pengobatan selama 2 bulan dengan
cara disuntik setiap jam 8 pagi dan jam 4 sore.
Setelah ujian bertubi-tubi itu, ia sempat "marah". Kenapa ini terjadi padanya???
Lalu ia bertemu dengan suatu ayat yang isinya menyatakan bahwa apakah engkau merasa beriman padahal engkau belum diuji?
Ia
pun merenung, apakah ini ujian baginya? Apakah ia selama ini sudah
benar-benar beriman? Sedangkan ia menemukan pada awal surat al-baqarah
bahwa salah satu syarat iman adalah mengimani al-Qur'an. Sedangkan ia
selama ini hampir tidak pernah mengkaji al-Qur'an, kecuali hanya membaca
surat Yasin pada malam jum'at. Padahal buku2 periklanan yang tebalnya
hampir dua kali lipat al-Qur'an sudah biasa ia lahap.
Maka mulai saat itu ia pun berkomitmen untuk mengkaji al-Qur'an. Awalnya dari membaca terjemahannya dulu.
Dari sanalah ia menemukan bahwa ada 4 kewajiban seorang muslim terhadap al-Qur'an:
1. Membacanya dengan tartil.
2. Menghafalnya.
3. Memahani maknanya.
4. Mengamalkannya.
Kini ia adalah seorang penghafal Qur'an. Disela
kesibukannya yang luar biasa ia masih sempat menghafal setiap hari. Dan
3 kali seminggu ia memanggil Ustadz ke rumahnya untuk mengadakan
kajian.
Majalengka, 31 Juli 2014
Ditulis untuk menjadi pengingat bagi diri.
@KangFerdiansyah