Amerika di Belakang Barbarisme Rezim Suriah, dan Oposisi Yang Mengadopsi Ideologinya

image Anggota Kongres AS Dennis Kosneth selama kunjungannya ke Syam pada hari Selasa (28/6) menjelaskan bahwa “Masyarakat internasional harus mendukung Suriah dan langkah-langkah positif yang terjadi di Suriah, dan peralihan menuju negara demokratis dan bebas. Hal itu dapat dilakukan melalui penghapusan sanksi terhadap Suriah, berdialog dengannya dan mendukung perekonomian Suriah.”

Ia menegaskan perlu “Adanya pemerintahan yang kuat untuk kepemimpinan Suriah dalam mewujudkan dialog nasional dan peralihan menuju negara demokratis dan bebas.” Ia mengumumkan bahwa ia telah bertemu dengan para pejabat resmi dan para tokoh oposisi, bahkan ia telah melihat sebuah diskusi yang bebas dan keinginan yang serius untuk melakukan dialog nasional.



Dan ia menilai hal itu sebagai “sesuatu yang positif”. Ia berkata bahwa ia akan menyampaikan hasil kunjungannya ini pada rekan-rekannya di Kongres dan para pejabat tinggi pemerintah AS. Ia mengatakan: “Pesan saya adalah bahwa apa yang terjadi di Suriah akan mempengaruhi kawasan Timur Tengah dan dunia. Sungguh, ada implikasi yang signifikan dari apa yang terjadi di negara ini.”

Surat kabar Inggris “The Guardian” edisi Kamis (30/6) mengutip dari sumber oposisi Suriah bahwa “AS menekan oposisi agar menerima untuk bernegosiasi dengan rezim Suriah.” Surat kabar itu menyebutkan bahwa Departemen Luar Negeri AS diam-diam mendorong pembahasan draft dokumen yang tidak dipublikasikan dan baru diedarkan pada konferensi oposisi yang diadakan pada hari Senin (27/6). Surat kabar menambahkan bahwa duta besar AS di Damaskus Robert Ford mendesak tokoh-tokoh oposisi untuk mengadakan pembicaraan dengan rezim Suriah.

Surat kabar itu mengutip dari jurubicara Departemen Luar Negeri AS yang menegaskan bahwa Departemennya telah mendorong dialog yang nyata antara oposisi dan rezim Suriah, dan menginginkan Suriah menjadi negara demokrasi, namun itu harus melalui rakyat Suriah sendiri.

Pada hari Kamis (30/6) Menteri Luar Negeri AS mengatakan: “Sejauh ini, pemerintah Suriah yang mengizinkan oposisi untuk mengadakan pertemuan sekali, maka itu belum cukup.”

Semua pernyataan dan berita ini menegaskan sikap AS yang berada di belakang rezim Suriah dan bekerja untuk melindunginya dengan segala cara.

Pernyataan anggota Kongres AS Dennis Kosneth, pergerakan duta besar Amerika di Damaskus Robert Ford, di mana ia melakukan apa yang disebutnya dengan konferensi oposisi di Damaskus, dan membuat untuk mereka piagam rahasia, yang menyerukan reformasi atas nama mereka, yaitu sepuluh poin yang sama sekali tidak menyentuh sistem dan presidennya, sebaliknya malah mempertahankannya.

Mereka yang dikumpulkan oleh duta besar Amerika adalah orang yang sama dengan orang-orang rezim Suriah dari kalangan sekuler, yaitu orangorang yang mengadopsi pandangan Amerika dan politik Amerika. Kemudian mereka mengadakan konferensi untuk mewakili rakyat  Muslim Suriah yang menolak sekulerisme, pandang Amerika dan politik Amerika, serta menolak terikat dengan Amerika. Buktinya rakyat Suriah melawan rezim yang terkait dengan semua itu, dan berusaha untuk menjatuhkannya dan mencabutnya.

Pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri bahwa Departemennya telah mendorong dialog tersebut, bahkan yang berada di balik dialog ini. Ini yang dikatakan Bashar Assad bahwa ia akan melakukan dialog nasional dengan tokoh-tokoh yang memiliki pandangan sekuler, dan politik yang terkait dengan Amerika.

Hal itu ditegaskan melalui pernyataan Menteri Luar Negeri AS yang memberi selamat dengan diagelarnya konferensi oposisi Suriah, dan memberi selamat terhadap rezim mengizinkannya. Namun AS menuntut sesuatu yang lebih dari konferensi ini sehingga dapat menghentikan Intifadah yang menentang rezim. Amerika sama sekali tidak peduli dengan kebrutalan rezim Suriah, kecuali dengan pernyataan-pernyataan gombal.

Semua ini membuktikan kepalsuan klaim para pejabat Iran dan pengikutnya di Lebanon, bahwa yang menggerakkan rakyat Muslim di negeri Syam yang diberkati adalah Amerika yang mereka sebut Zionisme, dengan bukti bahwa mereka mengangkat slogan: “Lebih baik mati dari hidup terhina”.

Pergerakan, sikap dan pernyataan AS yang terbuka menunjukkan kepalsuan sekutu rezim Suriah yang sekuler di Iran dan Lebanon. Sebaliknya, justru menegaskan keterkaitan rezim ini dengan Amerika. Di mana akhir-akhir ini, Amerika tidak lagi mendukungnya secara rahasia, melainkan dengan terang-terangan. Dengan demikian, Amerika mendukung tindakan barbarisme rezim Suriah yang menghancurkan rakyat, sebab Amerika yang membentuk oposisi yang sama sekali tidak mewakili pikiran, aspirasi dan tujuan rakyat Suriah.

Banyak rakyat Suriah yang menganalisis tentang sikap para pejabat tinggi di Iran dan para pengikut mereka di Lebanon, bahwa sikap ini sangat jauh dari rasa keadilan, dan dari fakta sebenarnya, sebab hal itu lahir dari kebencian mereka terhadap rakyat Muslim di Suriah, sebagai akibat dari sikap fanatisme dan sektarianisme buta, dari keterkaitan kepentingan dua rezim, dan dari kesamaan keduanya dalam politik luar negeri yang berkiblat pada politik Amerika. Sehingga aneh dukungan dari orang yang mengklaim Muslim yang menghancurkan rakyat Muslim di tangan para antek rezim yang tidak Islam, bahkan rezim yang memerangi penerapan syariah Islam